Sabtu, 18 Mei 2013

Penerapan Model Tanam Legowo pada Tanaman Jagung



PengantarCara tanam legowo dapat diterapkan pada lahan sawah maupun lahan kering dengan tingkat kesuburan tanah dan ketersediaan sumber air yang cukup. Mengingat maksud penanaman sistem logowo ini bukan semata untuk meningkatkan hasil, maka penerapannya diutamakan dan dikaitkan dengan upaya peningkatan indeks pertanaman (IP) jagung. Dengan peningkatan IP maka hasil panen dapat meningkat dan pengelolaan lahan menjadi lebih produktif.

Sistem tanam legowo umumnya dikenal pada pertanaman padi sawah dengan tujuan utama untuk meningkatkan hasil gabah per satuan luas lahan. Ada beberapa tipe cara tanam legowo yang biasa diterapkan petani diantaranya tipe legowo (2:1), (3:1) dst. Tanam legowo 2:1 berarti setiap dua baris tanaman diselingi satu barisan kosong yang memiliki jarak dua kali dari jarak tanaman antar baris. Untuk menggantikan populasi tanaman pada baris yang kosong, jumlah tanaman pada setiap baris yang berdekatan dengan baris yang kosong ditambah sehingga jarak tanam dalam barisan menjadi lebih rapat. Sebagaimana diketahui, barisan tanaman padi yang berada di bagian pinggir mempunyai pertumbuhan yang relatif lebih baik dibandingkan di bagian tengah. Atas dasar inilah maka diterapkan sistem tanam legowo agar sebagian besar tanaman menjadi tanaman pinggir dan diharapkan anakan yang dibentuk menjadi lebih banyak karena intensitas matahari yang diterima lebih optimal, dan akhirnya produktivitas dapat meningkat.



Legowo pada Tanaman Jagung
Selain pada tanaman padi, sistem tanam legowo ternyata juga dapat diterapkan pada pertanaman jagung. Berbeda dengan padi, tanaman jagung tidak membentuk anakan sehingga penerapan sistem legowo pada tanaman jagung lebih diarahkan pada:
asimilat meningkat sehingga pengisian biji dapat optimal. jagung 2 kali berturut-turut) sehingga menghemat periode pertumbuhan tanaman di lapangan.
1. Meningkatkan penerimaan intensitas cahaya matahari pada daun dan diharapkan hasil
    asimilat meningkat sehingga pengisian biji dapat optimal.
2. Memudahkan pemeliharaan tanaman, terutama penyiangan gulma baik secara manual maupun
    dengan herbisida, pemupukan, serta pemberian air.
3. Memudahkan penanaman untuk pertanaman II dengan sistem tanam sisip yang dilakukan
    2 minggu sebelum pertanaman I dipanen (khusus untuk wilayah potensial penanaman
    jagung 2 kali berturut-turut) sehingga menghemat periode pertumbuhan tanaman di lapangan.

Wilayah Pengembangan





Menentukan Jarak Tanam
Anjuran populasi tanaman untuk jagung adalah berkisar antara 66.000 – 71.000 tanaman/ha. Untuk dapat tercapainya populasi tersebut, maka jarak tanam biasa yang diterapkan adalah 75 cm x 20 cm (1 tanaman/lubang) atau 70 cm x 20 cm (1 tanaman/lubang). Pada wilayah yang mempunyai masalah tenaga kerja, dapat diterapkan jarak tanam 75 cm x 40 cm (2 tanaman/lubang) atau 70 cm x 40 cm (2 tanaman/lubang). Jika penanaman dilakukan dengan cara tanam legowo, agar populasi tanaman tetap berkisar antara 66.000 – 71.000 tanaman/ha, maka jarak tanam yang diterapkan adalah sebagai berikut:
A. (100 - 50) cm x 20 cm (1 tanaman/lubang) atau (100 – 50) cm x 40 cm (2 tanaman/lubang)
    (populasi 66.000 tanaman/ha) (Gambar 1)
B. (100 - 40) cm x 20 cm  (1 tanaman/lubang) atau (100 – 40) cm x 40 cm (2 tanaman/lubang
    (populasi 71.000 tanaman/ha) (Gambar 2).

Cara A diterapkan jika varietas jagung yang ditanam mempunyai penampilan tanaman yang tinggi dan helai daun terkulai, sedangkan cara B diterapkan jika tanaman mempunyai tipe tumbuh pendek dan helai daun tegak. Jarak tanam dalam barisan adalah 20 cm atau 40 cm. Jika menggunakan jarak tanam 20 cm maka satu tanaman per lubang, dan jika jarak tanam 40 cm jumlah tanaman dua per lubang.


Gambar 1. Sistem tanam legowo 2:1

Untuk penanaman berikutnya (pertanaman kedua) maka sistem tanam sisip dapat diterapkan, yaitu dengan menanam pada barisan kosong pertanaman dua minggu menjelang pertanaman I dipanen (lihat Gambar 2). Dengan penerapan tanam sisip maka ada penghematan waktu pemanfaatan lahan, dan juga pemanfaatan air. Cara penanaman untuk pertanaman II, seperti pada Gambar 2.

Gambar 2. Lay out Pertanaman II

Sumber: Balai Penelitian Tanaman Serealia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar