Sabtu, 18 Mei 2013
Agens Hayati
AGENT HAYATI
Latar Belakang
Masyarakat mengartikan bahwa pengendalian OPT(organisme penggangu tanaman) sama dengan penggunaan pestisida.
Pengedalian OPT di Indonesia telah berkembang dari system konvensional ke system pengendalian Hama Terpadu ( PHT ) dan di tuangkan dalam undang undang nomor 12 tahun 1992 serta peraturan pemerintah nomor 6 tahun 1995.
PHT mengusahakan peran peningkatan alami ( iklim, musuh alami dan competitor ) dapat berkerja secara optimal.
Pestisida diaplikasikan berdasarkan pemantauan ambang kendali dan diusahakan seminimal mungkin dampaknya terhadap lingkungan.
Salah satu prinsip PHT adalah pelestarian dan pendayagunaan musuh alami. Musuh alami sebagai komponen ekosistem sangat menentukan populasi hama perlu diberi kesempatan berkembang sehingga populasi hama selalu dalam aras keseimbangan
populasi yang aman.
Biaya pengendalian OPT dalam berusaha tani masih tinggi
Agens hayati merupakan bahan pengendali yang mampu berkembang dan mencari sendiri OPT sasaran
Agens hayati tersedia melimpah di alam
Agens hayati pengendali OPT yang efektif dan bisa diproduksi dengan biaya mudah dan murah
POTENSI
Sumber daya manusia( Pusat Pelayanan Agens Hayati, Kelompok Tani )
Sumber daya alam
Banyak ditemukan serangga, cendawan; bakteri, virus dan nematoda yang dapat digunakan sebagai bahan pengendali
Bahan pembiakkan tersedia melimpah
TUJUAN
Menyediakan bahan pengendali OPT yang efektif dan ramah lingkungan
Produksi pertanian yang aman konsumsi
Menekan biaya produksi pertanian
Meningkatkan keuntungan dalam berusaha tani
Kerugian Pestisida:
Tidak ekonomis/boros
Merusak kesehatan manusia
Jangka pendek menganggu kesehatan manusia
Jangka panjang menimbulkan penyakit penyakit baru karena setiap hari mengkonsumsi makanan/sayur/buah yang terkontaminasi pestisida
Merusak agroekosistem
Biodiversitas Rendah
Memutus rantai makanan alamiah
Pengendalian alami tidak berjalan
Musuh alami terbunuh
Resurgensi
Timbul hama sekunder
Pelaksanaan PH
Usaha perlindungan dan peningkatan peran agens hayati yang telah tersedia dengan jalan memanipulasi lingkungan agar sesuai terhadap parasitoid dan
Mendatangkan dan mengkolonisasi agens hayati untuk mengendalikan hama pendatang atau asli,
Pembiakan secara massal dan pelepasan agens hayati,
Mengadakan modifikasi genatik agens hayati di laboratorium atau di lapang agar dapat beradaptasi lebih baik terhadap lingkungan di tempat mereka akan di lepaskan
Dalam pandangan PHT, pelaksanaan PH lebih diutamakan pd upaya untuk perlindungan ( conservation ) dan peningkatan peran ( augmentation ) agens hayati yang telah tersedia dengan jalan memanipulasi lingkungan agar lebih sesuai terhadap agens hayati.
PH dari pandangan PHT
KELEBIHAN :
Pengendalian hayati bersifat seleftif.
Agens hayati dpt mencari sendiri inang atau mangsanya, dan agens hayati merupakan pengendali yg bisa berjalan dg sendirinya.
Tidak menimbulkan resistensi thd serangga inang atau mangsa.
Pengendalian hayati relatif murah.
KETERBATASAN :
Pengendalian berjalan lambat.
Hasilnya tidak dpt diramalkan.
Agens hayati bukan sebagai faktor pembasmi.
Pelaksanaannya sulit dan membutuhkan supervisi yg ahli dalam bidang pengendalian hayati
Pengendalian Hayati:
Tehnik Pengendaliabn OPT dengan melibatkan peranan musuh alami
Musuh Alami :
Organisme dalam kelangsungan hidupnya memangsa/menumpang pada tubuh organisme lain
Jenis musuh alami :
Predator
Parasitoid
Patogen Serangga Hama
Agens Antagonis.
PREDATOR
Vertebrata Pemangsa Hama
Organisme yang memiliki rangka sempurna (bertulang belakang) yang hidupnya memangsa serangga hama, contoh burung hantu pemakan tikus
Serangga Predator
Species entomopagus yang selama hidupnya memangsa lebih dari satu individu mangsa
PARASITOID:
Parasitoid adalah musuh alami yang hidupnya menunpang pada / di dalam tubuh inang sebelum parasiotid itu dewasa, setelah dewasa dia akan hidup bebas
Sebagian besar parasitod tergolong dalam ordo Hymenoptera dan sedikit dari ordo Dhiptera.
Jenis-jenis parasitoid ; parasitoid telur, larva, pupa dan imago
JENIS PARASITOID:
Parasitoid Telur
Contoh : Telenomus rowani, Tetrasticus sp., Trichogramma sp ( Penggerek Batang Padi),T. bactrae-bctrae (plutella sp)
Parasitoid larva
Contoh : Macrocentrus phillpinensis, Apanteles sp ( Penggulung daun ), Diadegma semiclausum
Parasitoid Pupa
Contoh : Brachymeria sp
Parasitoid Imago
PATOGEN SERANGGA HAMA
n Merupakan mikroorganisme yang menyebabkan infeksi dan menimbulkan penyakit pada serangga hama
n Contoh jenis mikro organisme yang dapat menimbulkan penyakit:
Jamur : Beauveria sp, metharizium sp. dst
Virus : Se NPV, Sl NPV dan Ha NPV
Nematoda Enthomopathogen (NEP)
AGENTS ANTAGONIS
Mikroorganisme yang dapat menghambat pertumbuhan patogen penyebab penyakit pada tumbuhan, terutama pathogen tular tanah dengan cara persaingan hidup dan bloking area
Mekanisme penghambatan : hyperparasit, antibiosis dan lisis
Contoh agents antagonis jamur: Trichoderma spp, Gliocladium sp.
Contoh agents antagonis bakteri: Pseudomonas flourescens indofit sp. Corynebacterium sp. (bakteri)
Organisme Penggangu Tanaman yang bisa dikendalikan antara lain: Rhizoctonia solani, Sclerotium rolfsii, Fusarium sp, Pythium, Phytoptora sp, akar gada, Pseudomonas solanacearum sp. dst.
Produced by cak thom
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar